Penutur
|
Penduduk bagian barat pulau
Sumbawa
|
Jumlah penutur
|
300 000 (tahun 1989)
|
Rumpun
bahasa
|
o
Austronesia
o
Melayu-Polinesia
o
Melayu-Sumbawa
o
Utara dan Timur
o
Bahasa Bali-Sasak-Sumbawa
o
Bahasa Sasak-Sumbawa
o
Bahasa Sumbawa
|
Sistem
penulisan
|
Alfabet
Latin, Satera Jontal (Aksara tradisional Sumbawa yang memiliki
kemiripan dengan aksara Bugis)
|
Bahasa Sumbawa, atau Basa Samawa, adalah bahasa yang
dituturkan di bekas wilayah Kesultanan Sumbawa yaitu wilayah Kabupaten Sumbawa
dan Sumbawa Barat. Jumlah penuturnya sekitar 300 000 orang (1989).
Dari segi linguistik, bahasa
Sumbawa serumpun dengan bahasa Sasak. Kedua bahasa ini merupakan
kelompok dalam rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa, yang pada
gilirannya termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam
kelompok Melayu-Sumbawa.
Dalam Bahasa Sumbawa,
dikenal beberapa dialek regional atau variasi bahasa berdasarkan daerah
penyebarannya, di antaranya dialek Samawa, Baturotok atau Batulante, dan
dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan Ropang seperti Labangkar,
Lawen, serta penduduk di sebelah selatan Lunyuk, selain juga terdapat dialek
Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo. Dalam dialek-dialek regional tersebut
masih terdapat sejumlah variasi dialek regional yang dipakai oleh komunitas
tertentu yang menandai bahwa betapa Suku Sumbawa ini terdiri atas berbagai
macam leluhur etnik, misalnya dialek Taliwang yang diucapkan oleh penutur di
Labuhan Lalar keturunan etnik Bajau sangat berbeda dengan dialek Taliwang yang
diucapkan oleh komunitas masyarakat di Kampung Sampir yang merupakan keturunan
etnik Mandar, Bugis, dan Makassar.
Interaksi sosial yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa
yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka, konsekuensinya kelompok
masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok
masyarakat yang berada pada strata di bawahnya, maka bahasapun mengalir dan
menyebar selaras dengan perkembangan budaya mereka. Dialek Samawa atau dialek
Sumbawa Besar yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, semenjak kekuasaan
raja-raja Islam di Kesultanan Sumbawa hingga sekarang dipelajari oleh semua
kelompok masyarakat Sumbawa sebagai jembatan komunikasi mereka, sehingga dialek
Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa
Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima
sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada
dalam Bahasa Sumbawa.
Sebagai bahasa yang dominan
dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya
diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas Kesultanan Sumbawa
saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah
yang didukung oleh sebagian besar pemakainya, dan dipakai sebagai bahasa
percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi,
akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa
asal etnik para penuturnya, yakni etnik Jawa, Madura, Bali, Sasak, Bima,
Sulawesi (Bugis, Makassar, Mandar), Sumatera (Padang dan Palembang), Kalimantan
(Banjarmasin), Cina (Tolkin dan Tartar) serta Arab, bahkan pada masa penjajahan
basa Samawa juga menyerap kosa kata asing yang berasal dari Portugis, Belanda,
dan Jepang sehingga basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang
menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan
bahasa-bahasa daerah.
Sumber
-->
No comments:
Post a Comment